Abstract
Background: Leprosy is a chronic infectious disease caused by Mycobacterium leprae that affects the skin and peripheral nerves. Individuals living with leprosy patients have approximately five to eightfold increased risk of leprosy compared with individuals not living in such households. This study aimed to describe the socioeconomic characteristics of household contacts with leprosy patients in Lombok Barat and Lombok Tengah, in Nusa Tenggara Barat.
Subjects and Method: This was a descriptive cross-sectional study carried out in the health center working areas of Lombok Barat and Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, in March 2023. A total of 370 household contacts were selected for this study. The dependent variable was household contact with leprosy patients. The data were reported descriptively.
Results: As many as 82.7% of household contacts with leprosy patients were female, 84% were married at the age of 15-25 years old, 83.5% were low to middle-income, 100% lived in unhealthy, humid, and dense houses, and 75.13% had BCG immunization. Most of the household contacts lived less than a kilometer from the health facility. All of them received information about leprosy from the health workers.
Conclusion: The distribution of household contacts with leprosy patients varies by gender, age at marriage, family income, house condition, and BCG immunization status.
Keywords: Socioeconomic characteristics, leprosy, household contacts.
Correspondence: Denta Haritsa Apriliana. Faculty of Medicine, Universitas Islam Al-Azhar. Jl. Unizar No. 20, Turida, Sandubaya, Mataram 83232, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Email: DentaHaritsaA@gmail.com. Mobile: +6285237283782.
References
Dinkes Prov NTB (2021). Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2021. Dinas Kesehatan Provinsi NTB
Elliya R, Wahyuni D, Hilmiah (2019). Pendidikan Kesehatan: Tentang Kusta dan Stigmatisasi Masya-rakat pada Penderita Kusta di Kelurahan Sukadanaham Bandar Lampung. Holistik J Kesehat. 13(1): 56-61.
Hidayatun A, Haidah N, Nerawati ATD (2018). Hubungan Karakteristik Individu dengan Kejadian Penyakit Kusta (Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Kabu-paten Sampang Tahun 2018). Gema Kesehat Lingkungan. 16(1): 238-247.
Kemenkes RI (2012). Pedoman Nasional Program Pengendalian Penyakit Kusta. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Kementerian Kesehatan RI.
Kurniawati E, Parman, Sugiarto, Dewi RS, Lestari II (2020). Faktor Risiko Kejadian Kusta di Kecamatan Mendahara Kabupaten Tanjung Jabung Timur. J Ilmiah Manusia dan Kesehat. 3(2): 1-10.
Manyullei S, Utama DA, Birawida AB (2012). Gambaran Faktor yang Berhubungan dengan Penderita Kusta di Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Indonesia J Public Health. 1(1): 10-17.
Muharry A (2014). Faktor Risiko Kejadian Kusta. J Kesehat Masyarakat. 9(2): 174-182.
Notoatmodjo S (2012). Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta.
Nurcahyati S, Basuki H, Wibowo A (2016). Sebaran Kasus Kusta Baru Berdasarkan Faktor Lingkungan dan Sosial Ekonomi di Kecamatan Konang dan Geger Kabupaten Bangkalan. J Wiyata. 3(1): 92-99.
Prasetyaningtyas AY (2017). Karakteristik Kondisi Fisik Rumah dan Personal hygiene Penderita Kusta dan Sekitarnya. Higeia J Public Health Res Develop. 1(2): 21-29.
Ramadhani DS (2013). Determinan Kejadian Penyakit Kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Limo Tahun 2013.
Safira NF, Widodo A, Wibowo DA, Budiastuti A (2020). Faktor Risiko Penderita Kusta Tipe Multibasiler di Rsud Tugurejo Semarang. Diponegoro Med J. 9(2): 201-207.
Sartika U, Akbar S (2020). Hubungan Persepsi Masyarakat Terhadap Tindakan Pencegahan COVID-19 Di Desa Bangun Rejo Dusun Iii Tanjung Morawa. J Kedokteran Ibnu Sina. 9(2): 65-70.
Sumantri A (2022). Hubungan pengetahuan dan perilaku terhadap pencegahan penularan penyakit kusta di Wilayah Kerja Puskesmas Tempiral Tahun 2021. JKSP. 5(1): 52-58.
Susanti KN, Azam M (2016). Hubungan Status Vaksinasi BCG, Riwayat Kontak dan Personal Hygiene dengan Kusta di Kota Pekalongan. Unnes J Public Health. 5(2): 130-139.
Tarmizi A, Arifuddin A, Herawanto (2016). Analisis Risiko High Endemis di Desa Air Panas Keca-matan Parigi Barat Kabupaten Parigi Moutong. J Kesehatan Tadulako. 2(1): 22-33.
Tuturop KL, Adimuntja NP, Borlyin DE (2022). Faktor Risiko Kejadian Penyakit Kusta di Puskesmas Kotaraja. Jambura J Epidemiol. 1(1): 1-10.
Wahyuni IN, Haidah N, Winarko (2021). Kondisi Fisik Rumah dan Riwayat Kontak Penderita Kaitannya dengan Kejadian Kusta. Media Komunikasi Sivitas Akademika Masyarakat.21(1): 97-103.
Wanma FR, Putra KP, Nusawakan AW (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Pencegahan Tuberkulosis di Distrik Meyado, Kabupatem Bintuni, Papua Barat. J Kepera-watan Muhammadiyah. 5(2).
WHO (2016). Weekly Epidemiological Record. 913(5): 405-420. World Health Organization.
Widasmara D, Maharani I, ApriIia N (2019). Hubungan Antara Penge-tahuan dan Sikap Keluarga dengan Tingkat Kecacatan pada Penderita Kusta di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang. Majalah Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya. 6.
Winarsih, Wardani RS, Sayono (2013). Analisis Spasial Faktor Risiko Ke-jadian Penyakit Kusta di Kabu-paten Jepara. J Kesehat Masyarakat Indonesia. 8(1): 63-77.
Wulandari A, Rivita M (2021). Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga terhadap Perawatan Diri Penderita Kusta di RSUP Dr. Sitanala Kota Tangerang. J Ilmiah Kesehat Masyarakat 13(3).
Zuhdan E, Kabulrachman, Hadisaputro S (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Kusta Pasca Kemoprofilaksis (Studi pada Kontak Penderita Kusta di Kabupaten Sampang). J Epide-miol Kesehat Komunitas, 2(2): 89-98.